Pamphlet (pamplet) adalah semacam booklet (buku kecil) yang tak berjilid. Mungkin hanya terdiri dari satu lembar yang dicetak di kedua permukaannya. Tapi bisa juga dilipat di bagian tengahnya sehingga menjadi empat halaman. Atau bisa juga dilipat tiga sampai empat kali hingga menjadi beberapa halaman. Jika dilipat menjadi empat, pamphlet itu memiliki nama tersendiri yaitu leaflet. Penggunaan pamphlet atau leaflet umumnya dilakukan untuk pemasaran aneka produk dan juga untuk penyebaran informasi politik.
Pamphlet pertama kali diperkenalkan pada tahun 1387 sebagai “pamphilet atau “panffet’ yang mengikuti kepopuleran komik satir saat itu berjudul Phamphilus, Seu de Amore. Phampilus artinya dicintai semua orang.
Pamphlet pertama kali diperkenalkan pada tahun 1387 sebagai “pamphilet atau “panffet’ yang mengikuti kepopuleran komik satir saat itu berjudul Phamphilus, Seu de Amore. Phampilus artinya dicintai semua orang.
![]() |
Pamphlet Jadul Berbahasa Belanda |
Di Jerman, Perancis, dan Italia, pamflet biasanya memiliki konotasi negatif sebagai usaha propaganda agama atau semacamnya; terjemahan netral dari Bahasa Inggris pamphlet, termasuk “flugblatt” dan “broschüre” dalam Bahasa Jerman, serta “fascicule” dalam Bahasa Perancis. Sedangkan dalam Bahasa Romawi, pamflet dapat dikonotasikan sebagai usaha propaganda atau satire, sehingga lebih cocok diterjemahkan menjadi “brochure” (DEX online – Cautare: pamflet). Kemudian dapat disandingkan dengan kata libelle atau libellus dalam Bahasa Latin yang diartikan sebagai “buku kecil”.
Di Spanyol, “panfleto” diartikan sebagai tulisan yang jelas, atau pada umumnya agresif. Lalu diperluas menjadi tulisan propaganda politik. Tidaklah membingungkan terkait kata pamphlet dalam Bahasa Inggris, yang tidak memiliki konotasi negatif. Konotasi negatif di atas, dalam Bahasa Spanyol lebih tepat diterjemahkan sebagai “folleto”. Sebenarnya kata pamphlet ini pertama kali muncul dalam buku Philobiblon (1344) karya Richard de Bury, seorang uskup agung Durham, yang menyebutkan "..panfletos exiguos.." di bab 8. Pada abad ke-17, kata pamphlet disamaartikan dengan sekali pakai, puisi, koran, atau surat kabar.
Dengan segala contoh tersebut, pamflet sudah diproduksi secara masal, tidak seperti buku pada masa itu yang sangat terbatas produksinya. Di Indonesia sendiri, kata pamphlet diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi pamflet. Berdasarkan sejarah yang disebutkan di atas, pamflet pada awalnya berkembang di Eropa. Kemudian dibawa ke Indonesia oleh bangsa Portugis dan Belanda. Proses adaptasi ini berlangsung selama masa perdagangan abad ke-17, dan masa kolonialisme abad ke-18.
Flyer
Ada yang mengatakan bahwa istilah flyer diambil dari cara distribusinya pada era Perang Dunia 1, yaitu dengan menebarkannya dari atas pesawat! Pada masa itu flyer menjadi alat propaganda yang sangat efektif. Iyalah gimana gak efektif..!? Distribusinyanya aja oleh angin, yang bisa menjamah seluruh kawasan. Kebayang kan gimana ramenya hujan kertas tersebut.
Lalu apa isi dari flyer? Yang pasti berbeda-beda, tergantung pada kepentingan dari penggunaan flyer tersebut. Namun satu unsur utama yang dominan adalah informasi. Baik itu dalam bentuk teks maupun visual. Flyer pada dasarnya memang dibuat untuk memberitahu dan sekaligus sebagai alat pendekatan yang persuasif, untuk mengajak atau bahkan membentuk opini bagi orang banyak. Fomatnya juga beraneka ragam, mungkin kalau jaman dulu bentuknya paling-paling hanya segi empat dan ukurannya kurang lebih seukuran kartu pos standar tapi kalau sekarang.. hmmm.. jangan heran, macem-macem!! Aneh-aneh malah! Yang segi empat aja, berukuran mulai dari ukuran cetak A5 (14,8 cm x 24 cm) hingga sekecil kartu nama, bahkan ada yang bentuknya asimetris. Tapi bagaimana pun formatnya satu hal yang khas dari flyer adalah masa berlakunya.
Di Spanyol, “panfleto” diartikan sebagai tulisan yang jelas, atau pada umumnya agresif. Lalu diperluas menjadi tulisan propaganda politik. Tidaklah membingungkan terkait kata pamphlet dalam Bahasa Inggris, yang tidak memiliki konotasi negatif. Konotasi negatif di atas, dalam Bahasa Spanyol lebih tepat diterjemahkan sebagai “folleto”. Sebenarnya kata pamphlet ini pertama kali muncul dalam buku Philobiblon (1344) karya Richard de Bury, seorang uskup agung Durham, yang menyebutkan "..panfletos exiguos.." di bab 8. Pada abad ke-17, kata pamphlet disamaartikan dengan sekali pakai, puisi, koran, atau surat kabar.
Dengan segala contoh tersebut, pamflet sudah diproduksi secara masal, tidak seperti buku pada masa itu yang sangat terbatas produksinya. Di Indonesia sendiri, kata pamphlet diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi pamflet. Berdasarkan sejarah yang disebutkan di atas, pamflet pada awalnya berkembang di Eropa. Kemudian dibawa ke Indonesia oleh bangsa Portugis dan Belanda. Proses adaptasi ini berlangsung selama masa perdagangan abad ke-17, dan masa kolonialisme abad ke-18.
Flyer
Ada yang mengatakan bahwa istilah flyer diambil dari cara distribusinya pada era Perang Dunia 1, yaitu dengan menebarkannya dari atas pesawat! Pada masa itu flyer menjadi alat propaganda yang sangat efektif. Iyalah gimana gak efektif..!? Distribusinyanya aja oleh angin, yang bisa menjamah seluruh kawasan. Kebayang kan gimana ramenya hujan kertas tersebut.
Lalu apa isi dari flyer? Yang pasti berbeda-beda, tergantung pada kepentingan dari penggunaan flyer tersebut. Namun satu unsur utama yang dominan adalah informasi. Baik itu dalam bentuk teks maupun visual. Flyer pada dasarnya memang dibuat untuk memberitahu dan sekaligus sebagai alat pendekatan yang persuasif, untuk mengajak atau bahkan membentuk opini bagi orang banyak. Fomatnya juga beraneka ragam, mungkin kalau jaman dulu bentuknya paling-paling hanya segi empat dan ukurannya kurang lebih seukuran kartu pos standar tapi kalau sekarang.. hmmm.. jangan heran, macem-macem!! Aneh-aneh malah! Yang segi empat aja, berukuran mulai dari ukuran cetak A5 (14,8 cm x 24 cm) hingga sekecil kartu nama, bahkan ada yang bentuknya asimetris. Tapi bagaimana pun formatnya satu hal yang khas dari flyer adalah masa berlakunya.
Flyer biasa dibagikan beberapa saat sebelum sebuah kejadian/event berlangsung dan lewat dari masa itu, informasi yang disampaikan sudah tidak ‘up to date’ lagi alias basi!….kelemahan? belum tentu! Justru hal inilah yang memungkinkan para desainer untuk bereksperimen. Pada ruang dan media yang instan ini, mereka dimungkinkan untuk bereksperimen dan menciptakan inovasi-inovasi visual yang menarik. Seperti halnya teori desain packaging, flyer pun memilki kesempatan hanya 1/5 detik untuk ‘menangkap’ mata si target audience. Para desainer pun berlomba-lomba untuk membuat desain yang paling eye catching dan memorable.