Penyakit ini berkembangnya sangat lamab seiring dengan bertambahnya usia, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan. Itulah sebabnya osteoporosis atau keropos tulang relatif sulit dikenali dalam kondisi sedini mungkin. Sering baru disadari kehadirannya kalau terjadi patah tulang hanya akibat cedera ringan. Bagian yang paking sensitif terserang osteoporosis adalah tulang belakang yang menjadi retakm diikuti dengan timbulnya rasa sakit yang luar biasa, serta penyusutan tinggi badan dan bungkuk. Bila hal ini terlanjur terjadi, sangat sulit disembuhkan.
Ada dua faktor yang harus diperhatikan terhadap kemunculan osteoporosis, yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol. Faktor yang tidak dikontrol adalah keturunan, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor yang dapat dikontrol adalah olahraga dan kebiasaan makan.
Terhadap faktor yang tidak dapat dikontrol, tidak banyak banyak yang dapat dilakukan. Secara alami, wanita lebih besar peluangnya terkena osteoporosis, demikian juga pada orang dengan usia yang semakin menua. Osteoporosis juga berkaitan dengan keturunan. Sekitar 80% terjadi karena faktor keturunan, sedangkan sisanya (20%) sangat tergantung kepada kebiasaan makan dan gaya hidup. Karena itu, terhadap faktor yang dapat dikontrol inilah, usaha-usaha harus diarahkan agar terhindar dari osteoporosis.
Kalsium dan osteoporosis
Kalsium merupakan mineral terbesar yang diperlukan tubuh, yaitu sekitar 2,2% dari bobot tubuh orang dewasa. Bersama-sama dengan fosfor, kalsium memegang peranan penting dalam membentuk dan memelihara tulang dan gigi. Lebih dari 99% kalsium sangat dibutuhkan untuk perkembangan bayi dan anak-anak. Fungsi lainnya, meulihakn tekanan darah pada penderita yang sensitif terhadap garam, mengurangi kekejangan kaki, terutama pada wanita yang denag mengandung, menjaga stabilitas tekanan darah tinggi selama kehamilan, serta membantu mengentalkan darah dan menyembuhkan luka.
Pada masa kanak-kanak, konsumsi kalsium yang tinggi merupakan cadangan yang sangat berharga bagi pembentukan massa tulang yang lebih baik pada saat dewasa. Perrambahan massa tulang yang baik, sangat penting untuk mencegah tulang mudah patah pada usia lanjut. Konsumsi kalsium yang kurang semasa perumbuhan akan mengakibatkan tulang menjadi lemah dan rapuh dengan meningkatnya usia, terutamasetelah menopause. Gangguan semacam itu dikenal sebagai osteoporosis potmenopausal, yaitu keropos tulang pasca menopause. Cara menghambat datangnya osteoporosis adalah dengan memaksimalkan terbentuknya massa tulang pada masa remaja dengan konsumsi kalsium yang cukup, olahraga yang teratur dan mengubah kebiasaan makan. Sedapat mungkin kebutuhan harian kalsium harus dipenuhi dari bahan-bahan makanan yang baik mutunya, yaitu mudah dicerna, diserap, dan digunakan oleh tubuh.
Kebiasaan Makan dan Gaya Hidup
Bahan pangan yang banyak mengandung kalsium adalah susu, biji-bijian, kacang-kacangan, kelapa, sayur-sayuran berdaun hijau, rumput laut, ikan (terutama ikan kecil yang dimakan bersama tulangnya), dan buah-buahan. Kebiasaan makan akan mempengaruhi laju terjadinya osteoporosis. Beberapa komponen dalam makanan dapat membawa pengaruh positif atau negatif terhadap penyerapan kalsium. Komponen yang mempengaruhi penyerapan kalsium antara lain:
1. Perhatikan perbandingan antara kalsium dengan fosfor yang optimum di dalam makanan seharo-hari. Sebaliknya, makanan sehari-hari mengandung kalsium dan fosfor dengan perbandingan 1:1. Susunan hidangan masyarakat Indonesia yang umumnya rendah makanan hewani, tetapi tinggi serealia, kacang-kacangan dan sayuran, sangat menguntungkan untuk perbandingan kalsium dan fosfor yang seimbang. Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa konsumsi yang tinggi tanpa dibarengi dengan konsumsi fosfor dalam jumlah yang sama, akan berdampak kurang efesien bagi tubuh. Kebutuhan tubuh orang dewasa normal akan kalsium dan fosfor adalah sama, yaitu 800mg per hari.
2. Konsumsi vitamin D yang cukup sangat diperlukan untuk penggunaan kalsium yang efisien bagi tubuh. Ini tidaklah terlalu menjadi masalah bagi yang tinggal di Indonesia, karena sinar matahari yang cukup akan membantu sintesis vitamin D. Namun, bagi bayi harus diberikan perhatian khusus, kaerena bayi yang terlalu banyak mengenakan pakaian (popok, gurita dan selimut) dapat menhambat efisiensi sintesis vitamin D oleh sinar matahari. Itulah sebabnya mengapa bayi perlu juga dikenakan sinar matahari, khusunya pada pagi hari.
3. Adanya laktosa (gula susu) telah terbukti dapat mebantu meningkatkan penyerapan kalium pada saluran usus. Kenyataan inilah yang mendasari mengapa kebiasaan minum susu sangat baik bagi semua orang. Minum susu secara teratur dan dalam jumlah yang cukup, sejak masa bayi dan kanak-kanak hingga dewasa, sangat besar pengaruhnya bagi penyediaan kalisum tubuh. Selainpada susu, kalsium juga banyak terdapat pada hasil olahahannya, seperti: yoghurt, mentega, keju, dll.
4. Serat, asam fitat dan asam oksalat. Walaupun serat terbukti banyak manfaatnya bagi kesahatan, teta[pi konsumsi yang berlebihan dapat mengganggu penyerapan mineral (misalnya kalsium) dan sejumlah vitamin. Asam oksalat yang banyak terdapat pada sayuran (misalnya banyam dan pucuk umbi) serta asam fitat (pada biji-bijian, misalnya gandum), terbukti dapat menghambat penyerapan kalsium di dalam tubuh.
5. Obat-obatan seperti antasid, tetrasiklin, diuretik dan heparin dapat menghambat penyerapan kalsium. Karena itu, sedapat mungkin hindari penggunaan obat-obatan tadi secara berlebihan. Bila terpaksa harus menggunaknnya, konsumsi kalsium harus ditingkatkan untuk mengatasi ketidakefisienan penyerapannya.
6. Kebiasaan merokok, minum alkohol dan minum berkafein (teh, kopi, dan kola) dapat mengurangi efisiensi penyerapan kalsium di dalam tubuh. Beberapa minuman ringan mengandung fosfat, sehingga akan mengubah rasio kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Rasio kalsium dan fosfor yang menjauhi 1 : 1, akan menyulitkan penyerapan dan pemanfaatn kalsium secara optimum.
7. Olahraga yang cukup. Kehilangan massa tulang dapat terjadi kalau kurang bergerak, misalnya yang relalu lama istirahat di tempat tidur atau terpaksa menggunakan kursi roda. Karena itu, olahrag dan aktivitas gerak tubuh lain secara teratur sangat diperlukan untuk membantu memelihara massa tulang.
Faktor Fisiologis
Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan makanan, beberapa faktor fisiologis juga turut berpengaruh terhadap terjadinya osteoporosis, yaitu:
1. Perubahan hormon esterogen
Osteoporosis dapat terjadi pada pria maupun wanita. Akan tetapi wanita mempunyai peluang mengalami osteoporosis empat kali lebih besar dibanding pria, khususnya bagi yang telah mengalami massa menopause. Kunci keeratan hubungan antara menopause dengan osteoporosis terletak pada hormon estrogen, yaitu suatu hormon seks yang jumlahnya sangat berkurang setelah masa menopause. Hormon estrogen antara lain mempunyai fungsi untuk membantu penyerapan kalsium dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Jika di dalam tubuh kadar hormon ini berkurang (karena proses menopause), maka jumlah kalsium yang dapat diserap dan disimpan pada tulang akan sangat berkurang. Di lain pihak kebutuhan tubuh akan kalsium untuk itu, terpaksa cadangan kalsium untuk berbagai aktifitas tetap setiap harinya. Untuk memenuhi kebutuhan itu, terpaksa cadangan kalsium yang ada pada tulang diambil sedikit demi sedikit. Akibatnya, perlahan tetapi pasti, cadangan kalsium akan terus menipis sehingga tulang akan berkurang, rapuh dan mudah patah.
2. Hamil dan Menyusui
Semasa hamil, penyerapan kalsium di dalam usus akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan kalsium bagi bayi yang dikandungnya. Apabila konsumsi kalsium harian pada ibu itu rendah maka kebutuhan bayi akan kalsium terpaksa dipenuhi dari cadangan kalsium yang ada pada tulang ibunya. Hal yang sama juga dapat terjadi selama menyusui. ASI sangat diperlukan oleh bayi untuk hidup sehat, dan salah satu komponen penting pada ASI adalah kalsium. ASI rata-rata mengandung kalsium sebanyak 300mg per liter. Karena itu, konsumsi kalsium selama hamil dan menyusi harus ditingkatkan, Jumalh konsumsi yang dianjurkan sema hamil dan menyusui, masing-masing sebesar 1200mg per hari. Bagi remaja yang sedang tumbuh (11-24 tahun) dianjurkan mengkonsumsi kalsium 100mg per hari. Jarak kehamilan yang terlaly dekat tentu akan mempercapat kehilangan kalsium tulang, teruatam bagi yang konsumsim harinyannya kurang cukup. Dengan kehamilan yang diatur jaraknya (misalnya 2-3 tahun), diharapkan status kalsium ibu kan kembali normal, sebelum hamil dan menyusi berikutnya.
3. Meningkat Usia
Secara alami cadangan kalsium akan semakin menurun dengan tambahnya usia. Pembeutkan massa tulang maksium (peak bone mass) tercapai pada usia 9 sampai 20 tahun. Jika konsumsi kalsium dalam makanan sehari-hari jumlahnya cukup, maka tingkat massa tulang dapat dipertahankan sampai usia 40-an tahun. Setela periode itu tingkat massa tulang akan menurun secara perlahan-lahan seirinh dengan bertambahnya usia. Konsumsi kalsium yang cukup selama masa pertumbuhan dapa menjamin tingkat cadangan kalsium yang tinggi di dalam tubuh. Tercapainya massa tulang yang potimum pada massa pertumbuhan akan menunda terjadinya osteoporosis. Cepat tidaknya seseorang mengalami osteoporosis tergantung kepada kondisi massa tulang pada saat remaja. Itulah sebabnya, saat datangnya osteoporosis tidak sama pada setiap orang.
4. Sakit pada hati, pankreas dan usus kecil
Berbagai penyakit yang beruhubngan dengan usus kecil, hasti dan pankreas, dapat mengahmbat efiseiensi penyerapan kalsium dari makanan. Upaya terhadap penyakit-penyakit itu perlu dilakukan untuk memperbaiki status kalsium di dalam tubuh.